LEKRA
sebenarnya sebuah fenomena luar biasa dalam sejarah Indonesia. Saya
kira sulit bagi kita yang tidak berpengalaman langsung sekarang ini
membayangkan betapa besar, betapa canggih dan besar pengaruh LEKRA pada
tahun 1950-an dan 1960-an.
Pada tahun 1963 Pramoedya Ananta Toer pernah
melaporkan bahwa keanggotaan LEKRA sudah melebihi seratus ribu orang.
Seratus ribu pekerja kebudayaan. Bisa saja klaim ini berlebihan apalagi
setahu saya LEKRA tidak pernah mengembangkan keanggotaan resmi. Tetapi
jelas bahwa pada waktu itu pengikut LEKRA sudah mencapai puluhan ribu
orang. Sebelum kemerdekaan Indonesia dan sejak naiknya Jenderal Soeharto
menjadi presiden, tidak ada organisasi kebudayaan yang mendekati skala
massal ini.
Pengaruh LEKRA pada tahun 1950-an dan 1960-an sangat luas.
Tidak hanya di bidang seni modern seperti seni rupa dan sastra, tapi
juga sampai cabang-cabang seni rakyat seperti ketoprak, tari
tradisional, pesindenan, pedalangan dan seni batik.
Skripsi LEKRA di Banyuwangi sebagai Alat Politik PKI Pada Tahun 1950-1965
Oleh AMURWA PRADNYA SANG INDRASWARI
FAKULTAS ILMU DAN BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2015
Tuesday, September 20, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment